Selamat Datang Di Blognya Kelompok 9.............

Sahabat Sepi

Mentari mengintip di balik awan.
Dan kita berirama senda gurau.
Burung-burung berkicau keindahan.
Bising jagat lenyap terhalau.
Suasana hati aku berkisah diri.
Mentari menatap malu di balik awan.
Sepi menyelimut dalam keseharian hati.
Betapa pun tawa riang melayang dari mulut teman-teman tapi mereka hanya gurauan.
Orang tua di ruang rahasia,
Umur balita di tinggal mereka.
Saudara sedarah tak tumbuh ke dunia.
Hanya 1 saudara dari ibu, teman jiwa.
Megah dunia diriku terhimpit sepi.
Betapa hidup terasa papa.
Tinggal dalam istana berteman sepi.
Tapi takdir telah tetapkan dalam kata.
Kau memandang haru, pada sendu hatiku.
Berwarna tanyamu, seakan bergejolak dalam hati.
Dirimu hanya mentari yang malu.
Kau ragu dalam pengungkapan diri.
Ada pertanyaan apa?
Kau nampak dalam tanya.
Di balik tanyamu. Berilah aku kucuran airmu.
Biar jiwaku tak kering di kala siang terik mentari
Dan aku tetap tumbuh segar menuai hari.
Kau berkata:
“Kau dalam haru.
Aku dalam haru.
Kisahmu dan kisahmu dalam pandang sama.
Diriku berteman sepi sehingga hidupku hampa.
“Kau dalam sepi keluarga
Aku dalam sepi teman-teman jiwa.
Betapa takdir mencoret hadir temanku.
Kini tak ada siapa, yang menemaniku memetik bunga”.
Usaplah tetes air sia-sia.
Kau hidup dengan masa depannya.
Masa lalu hanyalah catatan kisah
dan terkumpul dalam istana sejarah.
Dan kita menunduk menyepi.
Meresapi kata-kata hati.
Mentari tak ragu lagi menatap.
Tak ada bahasa hati yang kita tutup.
Dan cerahnya mentari memberikan tanda semangat hidup.

Oleh: Muhammad Lubab el-Zaman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

ShoutMix chat widget

Followers

    Iklan



>